Tampilkan postingan dengan label Kota Sedang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kota Sedang. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 09 September 2017

Jayapura, Kota yang Indah di Ujung Timur Indonesia

Jayapura merupakan kota terbesar di Pulau Papua. Kota ini adalah ibukota dari provinsi Papua, Indonesia. Berdasarkan data tahun 2014, Kota Jayapura memiliki populasi yang mencapai 315.872 jiwa. Sementara luas wilayah Kota Jayapura adalah 940 km persegi. Dilihat dari letak geografisnya, Kota Jayapura merupakan kota paling timur diantara kota-kota otonom lainnya yang ada di Indonesia. Kota Jayapura berbatasan langsung dengan negara Papua Nugini disebelah barat.

Ketika pertama kali didirikan, Kota Jayapura dikenal denan nama Hollandia. F.J.P Sachses yang berasal dari Kerajaan Belanda merupakan orang yang berperan dalam lahirnya Kota Jayapura. Kota Jayapura menggunakan nama Hollandia dari tahun 1910 sampai 1962. Setelah itu, kota ini juga sempat menggunakan nama Kota Baru dan Sukarnopura, sebelum akhirnya pada tahun 1968 menggunakan nama Jayapura hingga saat ini. Secara harfiah, istilah Jayapura berarti 'Kota Kemenangan'.

Selama ini banyak yang menganggap bahwa Jayapura adalah kota yang miskin. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Dilihat berdasarkan pendapatan per kapita, Jayapura bukanlah kota yang miskin. Kota Jayapura memiliki pendapatan per kapita yang mencapai 76 juta rupiah. Jauh diatas pendapatan per kapita nasional yang hanya 41 juta rupiah. Bahkan untuk kawasan Indonesia timur, Jayapura merupakan kota dengan pendapatan per kapita tertinggi.

Kota Jayapura memiliki topografi yang bervariasi. Disamping memiliki dataran rendah dan pantai, Kota Jayapura juga memiliki perbukitan dan gunung. Kondisi tersebut menjadikan Kota Jayapura memiliki bentang alam yang indah. Salah satu tempat terbaik untuk menikmati indahnya pemandangan Kota Jayapura adalah dari Bukit Jayapura City. Penduduk setempat sering menyebut lokasi ini dengan sebutan Jayapurawood. Dari bukit ini kita dapat menikmati pemandangan hampir keseluruhan Kota Jayapura. Di tambah lagi kita dapat menikmati keindahan laut dan pulau-pulau kecil yang berada disekitar Kota Jayapura.

Kota Jayapura dari Bukit Jayapura City (foto : ceritangela.blogspot.co.id)

Bukit Jayapura City ini berada di daerah Pulimak. Bila menggunakan kendaraan, dibutuhkan waktu sekitar 20 menit dari pusat Kota Jayapura untuk mencapai bukit tersebut. Bukit ini merupakan salah satu titik tertinggi dari Kota Jayapura. Tidak heran bila di Bukit Jayapura City ini banyak dijumpai tiang-tiang pemancar. Pada dasarnya, bukit ini bukanlah sebuah objek wisata resmi. Hanya saja, Bukit Jayapura City ini menjanjikan pemandangan indah Kota Jayapura. Jadi walaupun bukan sebuah objek wisata resmi, Bukit Jayapura City merupakan salah satu destinasi yang wajib untuk dikunjungi di Kota Jayapura.

Jayapura merupakan salah satu kota berkonsep waterfront city di Indonesia. Sebagai sebuah waterfront city, banyak pusat-pusat perniagaan dan hotel di Kota Jayapura yang dibangun dekat dengan bibir pantai. Pesona Kota Jayapura sebagai sebuah waterfront city juga semakin lengkap dengan terdapatnya beberapa pantai yang indah di sana. Diantaranya adalah Pantai Bosnik dan Pantai Amai.


Rujukan : 

Kamis, 25 Mei 2017

Kisah Kota Palangkaraya yang Hampir Menjadi Ibukota Indonesia

Kota Palangraya pasti sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Setiap kali ada wacana pemindahan Ibukota Indonesia, kota ini pasti sering kali disebut pakai calon utama pegganti Kota Jakarta sebagai Ibukota Indonesia. Hal tersebut sebenarnya bukan tanpa alasan. Di masa pemerintah Presiden Soekarno, Kota Palangkaraya memang akan dijadikan sebagai ibukota baru Indonesia pengganti Kota Jakarta. Bahkan bukan cuma sebatas wacana, namun berbagai langkah konkritpun telah dilakukan.

Kota Palangkaraya (Foto : Skyscrapercity.com)

Pemerintahan Soekarno telah meyakini bahwa di masa depan akan terjadi lonjakan penduduk yang tak terkendali di Pulau Jawa, sehingga akhirnya memunculkan wacana untuk memindahkan ibukota Indonesia ke luar Pulau Jawa. Ada beberapa alasan mengapa Kota Palangkaraya dipilih sebagai ibukota baru Indonesia. Kota ini berada di tengah Pulau Kalimantan yang merupakan pulau terbesar di Indonesia. Selain itu, Kota Palangkaraya juga memiliki potensi dari Sungai Kahayan, layaknya seperti Sungai Ciliwung yang membelah Kota Jakarta. Soekarno telah menetapkan larangan membangun pemukiman di sekitar Sungai Kahayan. Soekarno berharap hanya taman-taman saja yang boleh dibangun di Sungai Kahayan, sehingga akan menyuguhkan pemandangan yang indah bagi orang-orang yang melewatinya. Selain untuk menunjang pariwisata, tata Kota Palangkaraya memang direncakan akan memadukan transportasi darat dan sungai.

Ayunan kapak Presiden Soekarno pada sebilah kayu di Pahandut, Kampung Dayak, di jantung Kalimantan menandai awal pembangunan Kota Palangkaraya. Peristiwa itu terjadi pada 17 Juli 1957. Sebagai sebuah kota yang baru dibangun, konsep Kota Palangkaraya dirancang secara matang. Ada pengelompokan zona yang memisahkan pusat pemerintahan, komersial dan pemukiman. Sebuah jalan daratpun juga dibangun yang menghubungkan Pusat Kota Palangkarya menuju ke arah Sampit. Jalan tersebut yang saat ini dikenal dengan sebutan Jalan Rusia. Saat ini kondisi jalan tersebut masih mulus meski telah berumur puluhan tahun.

Jalan Rusia ini dirancang oleh insinyur-insinyur yang didatangkan dari Rusia. Itu sebabnya mengapa jalan tersebut diberi nama Jalan Rusia. Pembangunan jalan ini dengan cara mengeruk lahan gambut kemudian diisi dengan batu, pasir dan tanah padat. Itulah sebabnya mengapa Jalan Rusia ini bisa bertahan sangat lama. Rencananya jalan ini akan dibangun sepanjang 175 km yang menghubungkan Parenggean, Sampit dan Pelabuhan Pangkalan Bun. Namun hanya sekitar 34 km pondasi Jalan Rusia yang selesai dibangun. Peristiwa Gerakan 30 September 1965 yang memicu pergantian kekuasaan di Indonesia membuat proyek ini terhenti. Pergantian kekuasaan membuat orang-orang Rusia bergegas meninggalkan Indonesia. Bahkan orang-orang Indonesia yang terlibat pada pembangunan Jalan Rusia ini menyembunyikan jati diri karena rasa takut terhadap pemerintah yang baru. Maklum, pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto sangat anti dengan hal-hal yang berkaitan dengan pemerintahan Orde Lama.

Cita-cita Soekarno yang ingin memiliki ibukota baru menjadi pupus karena runtuhnya rezim yang dia pimpin. Seandainya Rezim Soekarno bisa bertahan lebih lama, tentu saat ini Palangkaraya telah menjadi Ibukota Indonesia. Pembangunan Indonesia juga tidak hanya terpusat di Pulau Jawa seperti yang terjadi sekarang ini.

Jumat, 07 April 2017

Mengenal Kota Tarakan di Kalimantan Utara

Tarakan merupakan kota terbesar di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Kota ini terpisah dari daratan Kalimantan dan berada pada sebuah pulau kecil. Luas Kota Tarakan adalah 250,80 km² dengan populasi penduduk yang mencapai 239.787 jiwa. Kota ini memiliki semboyan yang dikenal dengan istilah "BAIS" (Bersih, Aman, Indah, dan Sejahtera).

Secara resmi Kota Tarakan  berdiri pada tanggal 15 Desember 1997. Saat itu Kota Tarakan masih menjadi bagian dari Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Sejak tahun 2002, Kota Tarakan menjadi bagian dari Provinsi Kalimantan Utara seiring dengan pemekaran provinsi tersebut dari Provinsi Kalimantan Timur. Berdirinya Kota Tarakan ditetapkan berdasarkan Undang-Undang RI No.29 Tahun 1997. Sebelumnya Kota Tarakan hanya berupa kota administratif yang masuk dalam wilayah Kabupaten Bulungan.

Kota Tarakan dikenal sebagai lokasi transit bagi penduduk Indonesia yang ingin bepergian ke Malaysia, seperti ke Tawau, Kota Kinabalu dan Kuching. Entah itu untuk bekerja atau sekedar berwisata. Walau dikenal sebagai kota transit, namun Kota Tarakan sendiri sebenarnya merupakan salah satu kota tujuan utama di Pulau Kalimantan bagi orang-orang yang ingin mengadu nasib. Itulah sebabnya komposisi etnis di kota ini cukup beragam karena banyaknya pendatang dari luar Tarakan. Suku asli dari Kota Tarakan bernama suku Tidung. Selain suku Tidung, di kota ini juga dapat dijumpai suku-suku lainnya seperti suku Dayak, Banjar, Bugis, Jawa, Batak, Toraja, Tionghoa dll.

Kota Tarakan dari udara (Foto : Prokal.co)

Ramainya pendatang di Kota Tarakan disebabkan karena kota ini merupakan kota yang kaya. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) untuk tahun 2015, pendapatan per kapita Kota Tarakan mencapai 90,422 juta rupiah. Kota ini merupakan ujung tombak  perekonomian Provinsi Kalimantan Utara. 36 persen perekonomian Provinsi Kalimantan Utara ditopang oleh Kota Tarakan. Itulah sebabnya kota ini menjadi pilihan utama bagi orang-orang yang ingin mengadu nasib ke Kalimantan Utara.

Sektor utama yang menjadi penopang perekonomian Kota Tarakan adalah sektor pertambangan. Kota Tarakan terkenal sebagai penghasil minyak dan gas bumi. Berkat keberadaan cadangan minyak dan gas bumi inilah perekonomian Kota Tarakan dapat berkembang pesat dan menjadi salah satu kota paling sejahtera di Indonesia. Namun Kota Tarakan juga memiliki potensi yang besar disektor perikanan dan kelautan. Bahkan sejumlah hasil perikanan dan kelautan Kota Tarakan telah menembus pasar ekspor. Contohnya adalah udang dan rumput laut yang telah diekspor ke sejumlah negara.

Penduduk Kota Tarakan memang tidak terlalu besar. Namun kota ini memiliki fasilitas yang cukup memadai. Kota ini bahkan telah memiliki sebuah bandara internasional dengan nama Bandar Udara Internasional Juwata. Bandara ini berlokasi sekitar 3 km dari Pusat Kota Tarakan. Rute internasional di Bandara Internasional Juwata baru melayani tujuan ke negara Malaysia. Kota-kota di Malaysia yang terhubung dengan Bandara Internasional Juwata antara lain Kota Kinabalu, Sandakan dan Tawau.

Bandara Internasional Juwata di Tarakan (Foto : Tribunnews.com)

Selain memiliki bandara, Kota Tarakan juga memiliki beberapa pelabuhan. Terdapat 4 pelabuhan utama di Kota Tarakan, yaitu Pelabuhan Tengkayu I, Pelabuhan Tengkayu II, Pelabuhan Malundung, dan Pelabuhan Juwata Laut. Masing-masing pelabuhan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Pelabuhan Tengkayu I digunakan sebagai pelabuhan untuk speed boat dengan tujuan ke wilayah-wilayah lainnya di Kalimantan Utara. Pelabuhan Tengkayu II  digunakan sebagai pelabuhan bongkar muat barang. Sedangkan Pelabuhan Malundung digunakan sebagai pelabuhan untuk kapal-kapal penumpang berukuran besar tujuan Jawa, Sulawesi dan Malaysia. Terbaru, yaitu Pelabuhan Juwata Laut digunakan sebagai pelabuhan ferry.

Kota Tarakan telah memiliki sejumlah hotel mulai dari kelas melatih hingga hotel bintang 4. Jadi bagi anda yang berkunjung ke Kota Tarakan, tidak usah cemas untuk urusan akomodasi. Kota ini juga telah memiliki pusat perbelanjaan modern yang diberi nama Grand Tarakan Mall.

Grand Tarakan Mall (Foto : Alkonusa.com)

Seperti yang pernah kita bahas sebelumnya, Kota Tarakan terpisah dari daratan Kalimantan. Hal ini menyebabkan biaya logistik ke kota ini relatif mahal. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah berencana membangun jembatan yang menghubungkan Kota Tarakan dengan daratan Kalimantan. Jembatan tersebut diberi nama Jembatan Bulan yang merupakan singkatan dari dua daerah yang dihubungkan oleh jembatan tersebut, yaitu Bulungan dan Tarakan. Kalau terwujud, Jembatan Bulan akan menjadi salah satu jembatan terpanjang di Indonesia. Jembatan ini memiliki panjang bentangan yang mencapai 3000 m. Kehadiran Jembatan Bulan tentunya akan membuat perekonomian Kota Tarakan menjadi lebih hidup lagi.

Rabu, 05 April 2017

Kota Ambon yang Semakin Maju dan Damai

Kota Ambon adalah ibukota dari Provinsi Maluku dan sekaligus merupakan kota terbesar di sana. Populasi Kota Ambon berdasarkan data BPS tahun 2014 adalah 395.423 jiwa. Kota Ambon sering dijuluki dengan sebutan Ambon Manise yang bermakna Kota Ambon yang indah, manis atau cantik. Statusnya sebagai kota terbesar menjadikan Kota Ambon sebagai pintu gerbang utama dari Provinsi Maluku. Kota ini menjadi pusat perdagangan, pariwisata, pendidikan dll.

Dulu Kota Ambon pernah diterpa konflik bermotif SARA. Konflik tersebut terjadi antara tahun 1996 sampai tahun 2002. Namun sekarang Kota Ambon telah menjelma menjadi kota yang damai dan terus membangun menjadi salah satu pusat perekonomian utama di kawasan timur Indonesia. Untuk mengenang kesuksesan Kota Ambon dari sebuah kota yang pernah dilanda konflik menjadi sebuah kota yang damai, maka dibangunlah sebuah monumen di Kota Ambon yang diberi nama Monumen Gong Perdamaian Dunia. Monumen Gong Perdamaian Dunia ini dibangun di kawasan Ambon City Center.

Monumen Gong Perdamaian Dunia yang berlokasi di Ambon City Center (Foto : Indonesiakaya.com)

Dilihat dari komposisi suku dan ras, Kota Ambon tergolong kota yang heterogen. Di Kota Ambon kita dapat menjumpai orang-orang keturunan Asia seperti Tionghoa dan Arab. Selain itu juga ada suku-suku asli Nusantara seperti Jawa, Buton, Minahasa, dan Minangkabau yang telah lama menetap di Kota Ambon. Sedangkan suku mayoritas di Kota Ambon adalah suku-suku dari rumpun Alifuru. Suku-suku ini merupakan penduduk asli Kepulauan Maluku yang merupakan bagian dari ras Papua-Melanesoid (Melanesia) yang memiliki ciri-ciri berkulit gelap. Kita juga dapat menjumpai orang-orang keturunan Eropa di Kota Ambon, terutama yang berasal dari Portugal dan Belanda.

Luas wilayah Kota Ambon adalah 359,45 km². Kota Ambon memiliki garis pantai sepanjang 102,7 km. Secara umum, Sebagian besar wilayah Kota Ambon terdiri dari daerah berbukit dan berlereng terjal. Sekitar 73% wilayahnya dapat dikategorikan sebagai wilayah berbukit dan berlereng terjal dengan kemiringan diatas 20%. Jadi, hanya 13% wilayahnya yang dapat diklasifikasikan sebagai daerah datar atau landai dengan kemiringan kurang dari 20%. Dengan kondisi wilayah yang berbukit, landai serta memiliki kawasan pantai, menjadikan Kota Manado memiliki keindahan alam yang mempesona. Ditambah lagi Kota Ambon memiliki penataan kota yang baik. Kesan sembrawut yang biasanya kita jumpai dari kota-kota di Indonesia sangat minim dijumpai di Kota Ambon. Pusat kotanya benar-benar tampak teratur.

Kondisi Kota Ambon yang tertata dengan baik (Foto : instagram.com/panjiambon)

Setiap tahunnya pertumbuhan ekonomi Kota Ambon mengalami peningkatan. Pada tahun 2013, Kota Ambon mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,20 persen. Kemudian meningkat menjadi 5,96 persen ditahun 2014. Di tahun 2015, Kota Ambon mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi lagi, yaitu mencapai 6,30 persen. Ini menunjukan bahwa perekonomian Kota Ambon terus berkembang ke arah yang positif. .

Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan perkembangan perekonomian Kota Ambon adalah dengan membenahi infrastruktur. Salah satunya adalah menbangun Jembatan Merah Putih yang merupakan salah satu jembatan terpanjang di kawasan timur Indonesia. Jembatan ini memiliki panjang 1.140 m dan merupakan jenis jembatan khusus dengan sistem cable stayed. Tujuan dibangunnya jembatan ini adalah untuk mempersingkat waktu tempuh antara Bandara Pattimura dengan pusat Kota Ambon.

Jembatan Merah Putih pada malam hari (Foto : Serambimaluku.com)

Itulah sedikit ulasan tentang Kota Ambon. Semoga kota ini terus damai dan terus tumbuh menjadi kota yang maju.

Sabtu, 01 April 2017

Cilegon, Kota Terkaya di Provinsi Banten

Cilegon adalah salah satu kota otonom yang berada di Provinsi Banten. Kota Cilegon merupakan kota terkecil diantara semua kota yang berada di provinsi Banten. Berdasarkan data tahun 2014, jumlah penduduk kota Cilegon adalah 416.464 jiwa. Jumlah yang masih jauh untuk menjadikan Kota Cilegon sebagai kota metropolitan. Walaupun memiliki penduduk yang relatif kecil, namun kota Cilegon memiliki peranan yang besar bagi provinsi Banten. Salah satunya adalah karena posisinya yang strategis yang berada di ujung barat Pulau Jawa. Pelabuhan Merak yang merupakan salah satu pelabuhan penyeberangan paling terkenal di Indonesia berada di kota ini. Jadi, Cilegon merupakan salah satu gerbang utama yang menghubungkan antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera.

Cilegon pertama kali ditetapkan sebagai sebuah kota berdasarkan Pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1986. Saat itu kota Cilegon masih berstatus Kota Administratif yang berada dibawah Pemerintahan Kabupaten Serang. Berkat tumbuhnya sektor industri dan perdagangan, Kota Cilegon terus mengalami pertumbuhan yang pesat. Pertumbuhan yang pesat tersebut membuat pemerintah akhirnya menaikan status Kota Cilegon menjadi sebuah kotamadya. Kota Cilegon ditetapkan sebagai kotamadya setelah disahkannya UU No. 15 tahun 1999 tanggal 27 April 1999 tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon.

Cilegon dikenal juga dengan julukan Kota Baja. Pasalnya di kota ini berdiri industri baja terbesar di Asia Tenggara yang bernama PT Krakatau Steel. Setiap tahunnya, Cilegon menghasilkan 6 juta ton baja dari Kawasan Industri Krakatau Steel. Krakatau Steel sendiri merupakan sebuah BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang sudah berdiri di Kota Cilegon sejak tahun 1970.

Kawasan industri milik PT Krakatau Steel (Foto : Krakatausteel.com)

Cilegon merupakan kota yang kaya. Sektor industri menjadi penopang utama perekonomian Kota Cilegon. Berkat tingginya kegiatan industri di Kota Cilegon, menyebabkan Cilegon menjadi salah satu kota dengan pendapatan per kapita tertinggi di Indonesia. Di Indonesia, pendapatan per kapita Kota Cilegon berada diposisi keempat setelah Kota Bontang, Kediri dan Jakarta. Untuk di Provinsi Banten, Cilegon merupakan kota dengan pendapatan per kapita tertinggi. Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2015, Kota Cilegon memiliki pendapatan per kapita yang mencapai 189,182 juta rupiah. Jauh diatas pendapatan per kapita nasional yang hanya sekitar 45,18 juta rupiah. Sementara PDRB (Produk Domestik Regional Burto) Kota Cilegon untuk tahun 2015 adalah 77,963 triliun rupiah. Di Provinsi Banten, hanya Kota Tangerang yang memiliki PDRB lebih besar dibandingkan Kota Cilegon. Hal ini wajar karena populasi Kota Tangerang mencapai 1,6 juta jiwa. Sementara populasi Kota Cilegon hanya 400 ribuan jiwa.

Rabu, 08 Maret 2017

Sekilas Tentang Kota Kupang

Kota Kupang merupakan kota otonom terbesar di provinsi NTT ( Nusa Tenggara Timur ). Kota ini juga merupakan ibukota dari provinsi NTT. Kota Kupang memiliki luas wilayah 180,27 km persegi dengan jumlah penduduk sekitar 450.360 jiwa berdasarkan data kependudukan tahun 2014. Secara geografis, Kota Kupang berada di Pulau Timor, tepatnya dibagian barat laut Pulau Timor. Kota ini terbagi menjadi 6 kecamatan dan 51 kelurahan.

Kota Kupang dari udara ( foto : lintasntt.com )

Nama Kota Kupang berasal dari nama seorang raja, yaitu Nai Kopan atau Lai Kopan. Oleh orang-orang Belanda, Lai Kopan dikenal dengan sebutan Koepan. Kemudian dalam perkembangannya, kata Koepan berubah menjadi Kupang. Hari jadi Kota Kupang diperingati setiap tanggal 23 April. Saat ini Kota Kupang telah menginjak usia lebih dari 130 tahun. Penepatan hari jadi Kota Kupang didasarkan pada penetapan batas-batas Kota Kupang yang diterbitkan pada staablad nomor 171 tahun 1886. Pada saat itu Kota Kupang merupakan pusat pemerintahan dari Karesidenan Timor (Timor en Onderhoorigheden). Karesidenan Timor sendiri dipimpin oleh seorang residen bernama J.A. Hazaart.

Kota Kupang memiliki perjalanan yang cukup panjang agar bisa menjadi kota otonom seperti sekarang ini. Sebelumnya Kota Kupang hanyalah sebuah kecamatan yang berada dalam wilayah Kabupaten Kupang. Pada tahun 1978, Kecamatan Kupang kemudian ditingkatkan statusnya menjadi Kota Administratif Kupang berdasarkan PP Nomor 22 tahun 1978. Drs. Mesakh Amalo merupakan orang pertama yang diangkat menjadi walikota administratif pertama Kota Kupang. Selanjutnya Kota Kupang ditetapkan menjadi kotamadya berdasarkan UU Nomor 5 tahun 1996 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II yang tertuang dalam Lembaran Negara RI Nomor 3632 tahun 1996. Peresmian terbentuknya Kotamadya Kupang dilakukan pada tanggal 25 April 1996 oleh Moh. Yogi SM yang merupakan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) saat itu.

Bila dilihat berdasarkan komposisi suku, Kota Kupang merupakan kota yang cukup heterogen. Suku yang memiliki jumlah paling signifikan di Kota Kupang adalah suku Timor, Rote, Sabu, Tionghoa dan Flores. Selain itu juga ada sebagian kecil pendatang yang berasal dari suku Ambon, Jawa, Bugis dan Bali.

Kota Kupang memiliki banyak destinasi wisata menarik. Diantaranya adalah Pantai Lasiana, Pantai Nunsui, Goa Krital, Ekowisata Mangrove, Makam Raja-Raja Taebenu dll. Bandara Internasional El Tari merupakan pintu masuk utama wisatawan ke Kota Kupang. Nama bandara ini diambil dari nama gubernur provinsi NTT yang ke-2. Untuk urusan akomodasi, saat ini terdapat sekitar 65 hotel di Kota Kupang yang terdiri atas kelas melati hingga hotel berbintang 4.

Minggu, 26 Februari 2017

Inilah Kota Tertinggi di Indonesia

Selama ini banyak orang Indonesia tahunya  kota tertinggi di Indonesia adalah Kota Mulia di Papua. Ketinggiannya mencapai 2.448 meter diatas permukaan laut. Namun Kota Mulia bukanlah sebuah kota otonom, melainkan merupakan ibukota kabupaten. Kota Mulia merupakan ibukota dari Kabupaten Puncak Jaya. Terus untuk kota otonom, kota manakah yang memegang status sebagai kota tertinggi di Indonesia?

Jawabannya adalah Kota Batu. Kota Batu merupakan salah satu kota yang berada di provinsi Jawa Timur. Sebelumnya Kota Batu adalah salah satu wilayah yang menjadi bagian dari Kabupaten Malang. Kota Batu ditetapkan sebagai kota otonom pada 17 Oktober 2001. Sebelum ditetapkan sebagai kota otonom, Kota Batu terlebih dahulu ditetapkan sebagai kota adminstratif sejak 6 Maret 1993. Kota ini terletak 90 km sebelah barat daya Surabaya atau 15 km sebelah barat laut Malang.

Pemandangan Kota Batu dari ketinggian ( foto : titofebrian.com )

Kota Batu berada pada ketinggian 680-1700 meter diatas permukaan laut. Suhu rata-rata di sana sekitar 15-19 derajat celcius. Dengan suhu sebesar itu, menjadikan udara di Kota Batu cenderung dingin dan sejuk. Terdapat beberapa gunung yang mengelilingi kota Batu, yaitu Gunung Panderman, Gunung Banyak, Gunung Welirang, dan Gunung Bokong.

Kota Batu memiliki jumlah penduduk yang relatif kecil. Berdasarkan data tahun 2013, populasi penduduk Kota Batu adalah 182.392 jiwa. Sementara luas wilayah Kota Batu adalah 202,30 km persegi. Kota Batu memiliki potensi daerah yang besar disektor pariwisata. Selain berudara sejuk, kota Batu juga memiliki keindahan alam yang memukau.

Pada zaman kolonial Belanda, Kota Batu dijadikan sebagai tempat peistirahatan. Itulah sebabnya cukup banyak dijumpai bangunan-bangunan peninggalan Belanda di kota ini. Menurut catatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Diparbud) Kota Batu, terdapat kurang lebih ratusan bangunan bersejarah peninggalan Belanda di Kota Batu. Namun sayangnya beberapa bangunan sudah banyak mengalami perubahan akibat alih fungsi dan status kepemilikan tanah.

Orang Belanda memiliki kekaguman yang besar terhadap Kota Batu. Mereka menjuluki Kota Batu dengan sebutan De Klein Switzerland yang berarti Swiss Kecil di Pulau Jawa. Ungkapan tersebut tentunya tidak berlebihan kalau kita melihat keindahan Kota Batu yang memukau siapapun yang berkunjung ke sana.

Rabu, 22 Februari 2017

Indahnya Kota Ternate di Kaki Gunung Gamalama


Ternate adalah sebuah kota yang berada di provinsi Maluku Utara. Kota Ternate memiliki luas 206,77 kilometer persegi dengan populasi penduduk 185.705 jiwa berdasarkan sensus tahun 2010. Kota ternate terdiri dari 8 pulau, yaitu Pulau Ternate, Pulau Hiri, Pulau Moti, Pulau Mayau, Pulau Tifure, Pulau Maka, Pulau Mano dan Pulau Gurida. Tiga pulau yang disebutkan terakhir merupakan pulau yang tidak berpenghuni. Meski tergolong kecil, kota Ternate cukup tersohor di Nusantara. Kota ini pernah menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Ternate pada abad ke-13. Pada masa jayanya, Kesultanan Ternate pernah memiliki pusat pemerintahan yang mencakup wilayah maluku, sebagian Pulau Sulawesi, bagian selatan Kepulauan Filipina, hingga kepulauan Marshall di Pasifik.

Mayoritas penduduk kota Ternate populasinya terkonsentrasi di pulau Ternate. Maklum, pulau Ternate merupakan pulau terbesar diantara pulau-pulau yang ada di kota Ternate. Di pulau ini juga terdapat satu-satunya bandara di kota Ternate yang bernama Bandara Sultan Babullah. Berkat Bandara Sultan Babullah, penduduk kota Ternate dapat terhubung secara langsung dengan kota-kota lain di Indonesia seperti Manado, Makassar dan Jakarta. Selain memiliki Bandara, pulau Ternate juga memiliki sebuah pelabuhan yang bernama Pelabuhan Ahmad Yani.

Pulau Ternate memiliki memandangan yang menakjubkan. Pusat pemukiman pulau Ternate berada dekat dengan bibir pantai. Kondisi daratannya terlihat landai yang posisinya akan semakin tinggi bila semakin jauh dari bibir pantai. Ditambah lagi di pulau ini terdapat sebuah gunung yang menjulang tinggi yang bernama Gunung Gamalama. Pada dasarnya, seluruh wilayah pulau Ternate merupakan bagian dari Gunung Gamalama. Namun dibalik keindahan tersebut, tersimpan bahaya yang senantiasa mengancam warga pulau Ternate.

Pemandangan kota Ternate ( foto : wikimedia.org )

Gunung Gamalama menjadi salah satu pesona utama pulau Ternate. Namun Gunung Gamalama merupakan sebuah gunung merapi aktif. Terakhir kali gunung ini ini melepus pada Agustus 2016 lalu. Tercatat dalam beberapa kali letusannya, Gunung Gamalama menelan korban jiwa. Korban paling banyak terjadi pada letusan tahun 1775. Letusan tersebut menelan korban jiwa sebanyak 141 orang. Letusan tersebut juga turut melenyapkan Desa Soela Takomi. Lokasi bekas Desa Soela Takomi akhirnya berubah menjadi danau. Danau tersebut adalah Danau Tolire Jaha dan Danau Tolire Kecil. Danau Tolire sendiri merupakan salah satu destinasi wisata utama di kota Ternate untuk saat ini.

Kondisi Gunung Gamalama ketika meletus ( foto : timesindonesia.co.id )

Itulah sedikit ulasan tentang kota Ternate dengan Gunung Gamalamanya yang tersohor. Meski Gunung Gamalama seringkali membahayakan warga kota Ternate, namun kita tidak dapat menapikan bahwa Gunung Gamalama adalah hal utama yang membuat kota Ternate tampak menakjubkan.