Tampilkan postingan dengan label Kepulauan Maluku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kepulauan Maluku. Tampilkan semua postingan

Rabu, 05 April 2017

Kota Ambon yang Semakin Maju dan Damai

Kota Ambon adalah ibukota dari Provinsi Maluku dan sekaligus merupakan kota terbesar di sana. Populasi Kota Ambon berdasarkan data BPS tahun 2014 adalah 395.423 jiwa. Kota Ambon sering dijuluki dengan sebutan Ambon Manise yang bermakna Kota Ambon yang indah, manis atau cantik. Statusnya sebagai kota terbesar menjadikan Kota Ambon sebagai pintu gerbang utama dari Provinsi Maluku. Kota ini menjadi pusat perdagangan, pariwisata, pendidikan dll.

Dulu Kota Ambon pernah diterpa konflik bermotif SARA. Konflik tersebut terjadi antara tahun 1996 sampai tahun 2002. Namun sekarang Kota Ambon telah menjelma menjadi kota yang damai dan terus membangun menjadi salah satu pusat perekonomian utama di kawasan timur Indonesia. Untuk mengenang kesuksesan Kota Ambon dari sebuah kota yang pernah dilanda konflik menjadi sebuah kota yang damai, maka dibangunlah sebuah monumen di Kota Ambon yang diberi nama Monumen Gong Perdamaian Dunia. Monumen Gong Perdamaian Dunia ini dibangun di kawasan Ambon City Center.

Monumen Gong Perdamaian Dunia yang berlokasi di Ambon City Center (Foto : Indonesiakaya.com)

Dilihat dari komposisi suku dan ras, Kota Ambon tergolong kota yang heterogen. Di Kota Ambon kita dapat menjumpai orang-orang keturunan Asia seperti Tionghoa dan Arab. Selain itu juga ada suku-suku asli Nusantara seperti Jawa, Buton, Minahasa, dan Minangkabau yang telah lama menetap di Kota Ambon. Sedangkan suku mayoritas di Kota Ambon adalah suku-suku dari rumpun Alifuru. Suku-suku ini merupakan penduduk asli Kepulauan Maluku yang merupakan bagian dari ras Papua-Melanesoid (Melanesia) yang memiliki ciri-ciri berkulit gelap. Kita juga dapat menjumpai orang-orang keturunan Eropa di Kota Ambon, terutama yang berasal dari Portugal dan Belanda.

Luas wilayah Kota Ambon adalah 359,45 km². Kota Ambon memiliki garis pantai sepanjang 102,7 km. Secara umum, Sebagian besar wilayah Kota Ambon terdiri dari daerah berbukit dan berlereng terjal. Sekitar 73% wilayahnya dapat dikategorikan sebagai wilayah berbukit dan berlereng terjal dengan kemiringan diatas 20%. Jadi, hanya 13% wilayahnya yang dapat diklasifikasikan sebagai daerah datar atau landai dengan kemiringan kurang dari 20%. Dengan kondisi wilayah yang berbukit, landai serta memiliki kawasan pantai, menjadikan Kota Manado memiliki keindahan alam yang mempesona. Ditambah lagi Kota Ambon memiliki penataan kota yang baik. Kesan sembrawut yang biasanya kita jumpai dari kota-kota di Indonesia sangat minim dijumpai di Kota Ambon. Pusat kotanya benar-benar tampak teratur.

Kondisi Kota Ambon yang tertata dengan baik (Foto : instagram.com/panjiambon)

Setiap tahunnya pertumbuhan ekonomi Kota Ambon mengalami peningkatan. Pada tahun 2013, Kota Ambon mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,20 persen. Kemudian meningkat menjadi 5,96 persen ditahun 2014. Di tahun 2015, Kota Ambon mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi lagi, yaitu mencapai 6,30 persen. Ini menunjukan bahwa perekonomian Kota Ambon terus berkembang ke arah yang positif. .

Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan perkembangan perekonomian Kota Ambon adalah dengan membenahi infrastruktur. Salah satunya adalah menbangun Jembatan Merah Putih yang merupakan salah satu jembatan terpanjang di kawasan timur Indonesia. Jembatan ini memiliki panjang 1.140 m dan merupakan jenis jembatan khusus dengan sistem cable stayed. Tujuan dibangunnya jembatan ini adalah untuk mempersingkat waktu tempuh antara Bandara Pattimura dengan pusat Kota Ambon.

Jembatan Merah Putih pada malam hari (Foto : Serambimaluku.com)

Itulah sedikit ulasan tentang Kota Ambon. Semoga kota ini terus damai dan terus tumbuh menjadi kota yang maju.

Rabu, 22 Februari 2017

Indahnya Kota Ternate di Kaki Gunung Gamalama


Ternate adalah sebuah kota yang berada di provinsi Maluku Utara. Kota Ternate memiliki luas 206,77 kilometer persegi dengan populasi penduduk 185.705 jiwa berdasarkan sensus tahun 2010. Kota ternate terdiri dari 8 pulau, yaitu Pulau Ternate, Pulau Hiri, Pulau Moti, Pulau Mayau, Pulau Tifure, Pulau Maka, Pulau Mano dan Pulau Gurida. Tiga pulau yang disebutkan terakhir merupakan pulau yang tidak berpenghuni. Meski tergolong kecil, kota Ternate cukup tersohor di Nusantara. Kota ini pernah menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Ternate pada abad ke-13. Pada masa jayanya, Kesultanan Ternate pernah memiliki pusat pemerintahan yang mencakup wilayah maluku, sebagian Pulau Sulawesi, bagian selatan Kepulauan Filipina, hingga kepulauan Marshall di Pasifik.

Mayoritas penduduk kota Ternate populasinya terkonsentrasi di pulau Ternate. Maklum, pulau Ternate merupakan pulau terbesar diantara pulau-pulau yang ada di kota Ternate. Di pulau ini juga terdapat satu-satunya bandara di kota Ternate yang bernama Bandara Sultan Babullah. Berkat Bandara Sultan Babullah, penduduk kota Ternate dapat terhubung secara langsung dengan kota-kota lain di Indonesia seperti Manado, Makassar dan Jakarta. Selain memiliki Bandara, pulau Ternate juga memiliki sebuah pelabuhan yang bernama Pelabuhan Ahmad Yani.

Pulau Ternate memiliki memandangan yang menakjubkan. Pusat pemukiman pulau Ternate berada dekat dengan bibir pantai. Kondisi daratannya terlihat landai yang posisinya akan semakin tinggi bila semakin jauh dari bibir pantai. Ditambah lagi di pulau ini terdapat sebuah gunung yang menjulang tinggi yang bernama Gunung Gamalama. Pada dasarnya, seluruh wilayah pulau Ternate merupakan bagian dari Gunung Gamalama. Namun dibalik keindahan tersebut, tersimpan bahaya yang senantiasa mengancam warga pulau Ternate.

Pemandangan kota Ternate ( foto : wikimedia.org )

Gunung Gamalama menjadi salah satu pesona utama pulau Ternate. Namun Gunung Gamalama merupakan sebuah gunung merapi aktif. Terakhir kali gunung ini ini melepus pada Agustus 2016 lalu. Tercatat dalam beberapa kali letusannya, Gunung Gamalama menelan korban jiwa. Korban paling banyak terjadi pada letusan tahun 1775. Letusan tersebut menelan korban jiwa sebanyak 141 orang. Letusan tersebut juga turut melenyapkan Desa Soela Takomi. Lokasi bekas Desa Soela Takomi akhirnya berubah menjadi danau. Danau tersebut adalah Danau Tolire Jaha dan Danau Tolire Kecil. Danau Tolire sendiri merupakan salah satu destinasi wisata utama di kota Ternate untuk saat ini.

Kondisi Gunung Gamalama ketika meletus ( foto : timesindonesia.co.id )

Itulah sedikit ulasan tentang kota Ternate dengan Gunung Gamalamanya yang tersohor. Meski Gunung Gamalama seringkali membahayakan warga kota Ternate, namun kita tidak dapat menapikan bahwa Gunung Gamalama adalah hal utama yang membuat kota Ternate tampak menakjubkan.